ANALISIS PENERAPAN STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI MODERN DI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)
Struktur organisasi bisa memiliki
efek yang signifikan terhadap anggota-anggotanya. Adanya kaitan struktur
organisasi dengan kinerja dan kepuasan karyawan. Tidak semua orang lebih
menyukai kebebasan dan fleksibilitas dalam struktur organisasi. Sebagian orang
bisa produktif dan merasa puas ketika tugas-tugas pekerjaan dibakukan dan
ambiguitas diminimalkan (artinya struktur yang digunakan bersifat mekanistis).
Karenanya, setiap pembahasan mengenai efek desain organisasi terhadap perilaku
karyawan harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual, sehingga akan
tercipta preferensi karyawan terhadap spsesialisasi pekerjaan, rentang kendali,
serta sentralisasi. Apakah struktur organisasi itu? Struktur organisasi ialah
susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain
memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
A. Pengertian struktur dan desain organisasi
1. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun
atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua
orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi adalah Suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan
dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah bagaimana
pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam
sebuah organisasi.
2. Desain Organisasi
Selain memiliki struktur,
organisasi juga memiliki desain organisasi. Desain organisasi, Ivancevich
(2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih
alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan
sebuah struktur organisasi.
3. Empat Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi
Struktur Organisasi
a.
Keputusan Manajerial
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan
kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital
dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana
suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan
meraih sasaran.
Empat keputusan manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi
meliputi :
1)
Pembagian kerja, menyangkut kadar
dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi seluruh tugas organisasi menjadi
pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari aktivitas-aktivitas khusus. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi
tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi ketergantungan pada
individu-individu tertentu atau perpindahan yang percuma komponen-komponen
pekerjaan besar. Disamping itu, pembagian kerja (spesialisasi) mengandung
konsekuensi - konsekuensi
pada perilaku para karyawan, seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja
karyawan, menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan
tingkat keterkaitan karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi yng mengarah
kepada ketidakefisienan.
Contoh:
Seorang Account Representative pada
Kantor Pajak yang memiliki pekerjaan khusus seperti pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada
Wajib Pajak (WP) à Pendelegasian
Kewenangan à Proses
pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam organisasi.
2)
Pendelegasian kewenangan (delegation of authority) mengacu secara
khusus pada kewenangan pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan.
Pendelegasian kewenangan memiliki efek positif pada pengembangan manager
professional, dan membawa iklim persaingan dalam organisasi.
3)
Pembagian Departemen. Cara
organisasi dibagi secara struktural. Pembagian departemen ini dapat
dikelompokkan menjadi pembagian departemen berdasarkan fungsinya (functional departementalization),
berdasarkan wilayah (geographic departementalization),
berdasarkan produk (product
departementalization), berdasarkan pelanggan (customer departementalization). Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila
digunankan tipe Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang
dikenal segabai desain organisasi campuran (hybird design) atau sering
juga disebut mixed departementation. Sebagai contoh, suatu organisasi
industri besar mungkin diorganisasi menurut wilayah pada tingkat horizontal
pertama, dan tingkatan-tingkatan selanjutnya diorganisasi atas dasar produk,
fungsi, peralatan dan waktu.
Departementasi
fungsional. Pendekatan fungsional untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi ini
mungkin merupakan tipe
Departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur
organisasi. Departementasi fungsional dapat dijumpai dalam semua tipe
organisasi. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi Manufacturing, fungsi-fungsi
vital yang memungkinkan organisasi beroperasi dan menjaga kelangsungan
hidupnya.
Kebaikan utama
Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek positif
spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan mengingkatkan efisiensi dan
memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
Departementasi produk. Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi
semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat
membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang,
memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau lini
produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada direktur
organisasi.
Departementasi wilayah. Bila
organisasi beroperasi diwilayah-wilayah yang tersebar, maka Departementasi atas
dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran yang beroperasi dibanyak
daerah dalam suatu negara sering dibagi menjadi kelompok-kelompok wilayah
dengan manajer pemasaran tersendiri (Area Manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi
divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan-kebaikan
antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan kemungkinan kualitas
lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan
kegiatan, beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian
wewenang; dan pertanggung jawaban lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahanya
antara lain: kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena
kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi; meningkatkan biaya
operasional organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi
sumber daya dan peralatan; dan mem persulit alokasi sumber daya dan konsistensi
kebijaksanaan.
4)
Rentang Kendali adalah jumlah
bawahan yang melapor kepada atasan. rentang ini merupakan satu faktor yang
mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi.
B. Tiga Dimensi
Struktur Organisasi
1.Kompleksitas
Kompleksitas
adalah Kompleksitas
merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. , mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya
tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam
hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar
secara geografis.
Diferensiasi
Horisontal, merujuk
pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya,
sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan dan
pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin kompleks pula
organisasi tersebut.
Diferensiasi
Vertikal, merujuk
pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan yang terdapat diantara top
management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin besar pula terjadinya
distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan
dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top manajer untuk mengawasi
kegiatan bawahannya.
Diferensiasi
Spasial, merujuk
pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan personalia sebuah organisasi
tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai perluasan dari
dimensi horizontal dan vertikal, artinya adalah mungkin untuk memisahkan tugas
dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah
dan jarak.
2.Formalisasi
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan
dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya.
Formalisasi merujuk pada
tingkat sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika
sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya
mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana
mengerjakannya dan bagaimana harus melakukannya.Dengan demikian formalisasi
adalah suatu ukuran tentang standarisasi.
Formalisasi
akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut mempunyai manual
mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan peraturannya,
melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita
berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis
organisasi.
3.Sentralisasi Vs Desentralisasi
Sentralisasi,
merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu
titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya
sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan
sentralisasi yang rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi
harus memperhatikan Sentralisasi
hanya memperhatikan struktur formal dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
a. Hanya memperhatikan struktur formal.
b. Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
c. Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
d. Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap
terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan
desentralisasi :
a. Setiap
manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
b. Dapat
menanggapi perubahan dengan cepat.
c. Memberi
masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
d. Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm
pengambilan keputusan.
e. Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
a. Keputusan komprehensif yang akan diambil.
b. Penghematan dan lebih efektif
C.
Alternatif
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian
wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang
yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat
sekarang ini banyak organisasi atau organisasi yang memilih serta menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas
dan produktifitas suatu organisasi.
Keputusan lebih banyak dilakukan pada
level organisasi lebih bawah. Kondisi seperti ini disebut sebagai
desentralisasi pengambilan keputusan. Perubahan ini dimaksudkan agar terjadi
efisiensi manajerial dan meningkatkan kepuasan para karyawan. Dengan
desentralisasi dengan demikian memberi kesempatan karyawan level bawah ikut
bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya. Hanya saja tidak
selamanya desentralisasi pengambilan keputusan itu dikehendaki semua karyawan.
Ada sebagian unit organisasi dan karyawan yang bekerja di dalamnya merasa puas
dengan desentralisasi karena mereka bisa berinovasi tanpa adanya hambatan dari
level organisasi atas. Situasi ini misalnya cocok untuk unit organisasi R &
D, akan tetapi sebagian karyawan yang lain justru tidak tertarik untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan karena rutinitas pekerjaan sehari-hari seperti
karyawan yang melakukan pekerjaan produksi. Penjelasan ini menegaskan bahwa
desentralisasi tidak selalu cocok untuk semua unit organisasi.
Tabel 1. Keuntungan
Desentralisasi
Desentralisasi Rendah
(Sentralisasi Tinggi)
|
Desentralisasi Tinggi
(Sentralisasi Rendah)
|
1.
Mengeliminasi tambahan tanggung
jawab yang tidak dikehendaki oleh orang yang melakukan pekerjaan rutin.
2.
Memungkinkan keputusan yang krusial
dibuat oleh mereka yang mempunyai pandangan luas (big picture).
|
1.
Dapat mengurangi level manajemen
dan membuat organisasi menjadi semakin ramping.
2.
Memberi kesempatan kepada
karyawan yang berhadapan langsung dengan masalah membuat keputusan sendiri.
|
D.
Model
Desain Organisasi
Model desain
organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan
dan besaran satuan kerja.
1. Desain Organisasi Mekanistik:
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Organisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
3.Organisasi
birokratik
Organisasi
birokratik memiliki banyak kemiripan dengan organisasi mekanik. Dimensi
kompleksitas dan formalisasinya sama sama tinggi, namun pembedanya pada
sentralsasi yang rendah.
E. Desain Struktural Modern
Berikut ini akan diuraikan dan dianalisa berbagai model struktural
lebih baru yang telah dirancang dan
diimplemantasikan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut:
1.
Organisasi
Proyek
Organisasi-organisasi proyek semakin banyak digunakan dalam
industri-industri dengan teknologi tinggi yang memerlukan perhatian besar
terhadap perencanaan, penelitian dan pengembangan dan koordinasi. Sebagai
contoh, proyek pengembangan produk baru, proyek perluasan bangunan pabrik,
survei pasar dan sebagainya. Struktur proyek diciptakan bila manajemen mamutuskan
untuk memusatkan sejumlah besar kekuatan dan sumber daya organisasi untuk suatu
periode tertentu pada pencapaian suatu tujuan proyek khusus. Seorang manajer
proyek mempunai wewenang lini untuk memimpim para anggota tim selama jangka
waktu proyek. Setelah proyek selesai, tim dibubarkan,dan para anggota tim
kembali ke departemen-Departemen fungsional asalnya.
Berbagai Tipe Struktur Proyek:
Ada beberapa macam bentuk struktur proyek. Bentuk pertama adalah organisasi
proyek individual. Struktur ini hanya terdiri dari manajer proyek. Yang
tidak mempunyai kegiatan-kegiatan atau personalia yang secara langsung melapor
kepadanya. Tipe kedua adalah organisasi proyek staf. Dengan tipe
sturktur ini, manajer proyek mempunyai staf pendukung yang disediakan bagi kegiatan-kegiatan
poyek. Tetapi tugas-tugas fungsional pokok organisasi dilaksanakan oleh
departemen-departemen lini tradisional. Variasi ketiga adalah organisasi proyek
Intermix dimana didalamnya manajer proyek mempunyai personalia staf dan
dipilih kepala-kepala fungsional utama yang melapor secara langsung kepadnya.
Tipe keempat disebut organisasi proyek agregat.
2.
Organisasi
Matriks
Bila struktur proyek diimplementasikan terhadap struktur fungsional , hasilnya
adalah sebuah matriks. Kadang-kadang organisasi matriks (matriks organization)
dianggap sebagai suatu bentuk organisasi proyek, plus organisasi fungsional dan
nama-namanya digunakan dengan saling dapat dipertukarkan. Jadi, Organisasi matriks adalah organisasi proyek plus organisasi
fungsional dan bukan hanya variasi dari organisasi proyek. Hamparan proyek
memberikan dimensi horizontal (lateral) pada orientasi vertikal tradisional
dalam sturktur fungsional. Bentuk organisasi matriks ini akan sangat bermanfaat
apabila :
a.
Kegiatan
mempunyai waktu penyelesaian yang terbatas dan skedul waktu harus ditepati.
b.
Pengendalian
biaya merupakan faktor kritis.
c.
Banyak
keterampilan atau keahlian khusus yang membutuhkan koordinasi bagi penyelesaian
proyek.
d.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan banyak yang baru dan belum dikenal para anggota
tim proyek.
3.
Organisasi
Bentuk Bebas
Tipe organsasi yang berhubungan erat dengan model-model proyek dan matrisk
adalah struktur organisasi modern bentuk bebas, kadang-kadang disebut Naturalistik
atau organik. Tipe-tipe bentuk bebas dapat dipandang sebagai
perluasan pola Desentralisasi. Disamping itu, ada dua karakteristik umum tipe
organisasi ini. Pertama, organisasi bentuk bebas mengggunakan secara ekstensif
sistem informasi yang dikomputerisasikan, terutama untuk mengevaluasi
satuan-satuan kerja organsasional. Kedua, organisasi bentuk bebas biasanya
beranggotakan dan dikelola oleh para manajer muda dan dinamis yang berani
mengambil resiko yang telah diperhitungkan.
F.
Faktor
Penting dalam Mendesain Organisasi
Meskipun
banyak hal bisa mempengaruhi pilihan struktur yang tepat bagi suatu organisasi,
lima faktor berikut adalah yang paling umum: ukuran, siklus hidup, strategi,
lingkungan, dan teknologi.
1. Organisasi ukuran
Sebuah organisasi yang lebih besar
menjadi, struktur yang lebih rumit. Ketika sebuah organisasi kecil - seperti
toko ritel tunggal, sebuah organisasi konsultan dua orang, atau restoran -
strukturnya dapat sederhana. Pada kenyataannya, jika organisasi sangat kecil,
bahkan mungkin tidak memiliki struktur formal. Alih-alih mengikuti bagan
organisasi atau fungsi pekerjaan tertentu, individu hanya melakukan tugas-tugas
berdasarkan mereka suka, tidak suka, kemampuan, dan / atau membutuhkan. Aturan
dan pedoman tidak lazim dan mungkin ada hanya untuk memberikan parameter di
mana anggota organisasi dapat membuat keputusan. Organisasi kecil sangat sering
sistem organik. Sebagai sebuah organisasi tumbuh, bagaimanapun, menjadi semakin
sulit untuk mengelola tanpa lebih tugas kerja formal dan beberapa pendelegasian
wewenang. Oleh karena itu, organisasi besar mengembangkan struktur formal.
Tugas yang sangat khusus, dan aturan rinci dan mendikte pedoman prosedur kerja.
Komunikasi interorganisasional mengalir terutama dari atasan kepada bawahan,
dan hubungan hirarkis menjadi dasar untuk kewenangan, tanggung jawab, dan
pengendalian. Jenis struktur yang berkembang akan menjadi salah satu yang
menyediakan organisasi dengan kemampuan untuk beroperasi secara efektif. Itulah
salah satu alasan organisasi yang lebih besar sering mekanistik-mekanistik
sistem biasanya dirancang untuk memaksimalkan spesialisasi dan meningkatkan
efisiensi.
2. Organisasi siklus hidup
Organisasi, seperti manusia,
cenderung untuk kemajuan melalui tahapan dikenal sebagai siklus hidup. Seperti
halnya manusia, sebagian besar organisasi melalui empat tahap berikut:
kelahiran, pemuda, setengah baya, dan kematangan. Setiap tahap memiliki
karakteristik yang memiliki implikasi untuk struktur organisasi.
- Lahir: Dalam keadaan lahir, organisasi baru saja mulai. Sebuah organisasi dalam tahap lahir belum memiliki struktur formal. Dalam organisasi muda, tidak ada delegasi banyak otoritas. Pendiri biasanya "menyebut tembakan."
- Pemuda: Pada tahap ini, organisasi ini berusaha untuk tumbuh. Penekanan dalam tahap ini adalah untuk menjadi lebih besar. Organisasi ini menggeser perhatian dari keinginan pendiri dengan keinginan pelanggan. Organisasi ini menjadi lebih organik dalam struktur selama fase ini. Hal ini selama fase ini bahwa struktur formal dirancang, dan beberapa pendelegasian wewenang terjadi.
- Setengah baya: Fase ini terjadi ketika organisasi telah mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Sebuah organisasi di usia pertengahan lebih besar, dengan struktur lebih kompleks dan semakin formal. Tingkat lebih muncul dalam rantai komando, dan pendiri mungkin memiliki kesulitan yang tersisa di kontrol. Sebagai organisasi menjadi lebih tua, mungkin juga menjadi lebih mekanistik dalam struktur.
- Jatuh Tempo: Setelah organisasi telah mencapai tahap kedewasaan, ia cenderung menjadi kurang inovatif, kurang tertarik dalam memperluas, dan lebih tertarik dalam mempertahankan dirinya dalam lingkungan, stabil aman. Penekanannya adalah pada peningkatan efisiensi dan profitabilitas. Namun, dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, organisasi sering cenderung menjadi kurang inovatif. Produk basi menyebabkan penurunan penjualan dan keuntungan berkurang. Organisasi di tahap ini secara perlahan sekarat. Namun, kedewasaan bukan merupakan tahap yang tak terelakkan. Organisasi mengalami penurunan kematangan dapat melembagakan perubahan yang diperlukan untuk merevitalisasi.
Meskipun organisasi dapat
dilanjutkan secara berurutan melalui semua empat tahap, tidak harus. Suatu
organisasi dapat melewati sebuah fase, atau mungkin siklus kembali ke tahap
sebelumnya. Sebuah organisasi bahkan mencoba untuk mengubah posisinya dalam
siklus hidup dengan mengubah strukturnya.
Sebagai konsep siklus hidup
menyiratkan, ada hubungan antara ukuran organisasi dan usia. Dengan
bertambahnya usia organisasi, mereka cenderung menjadi lebih besar, dengan
demikian, perubahan struktural organisasi mengalami karena mendapat lebih besar
dan perubahan itu mengalami karena berlangsung melalui siklus hidup sejajar.
Oleh karena itu, semakin tua organisasi dan semakin besar organisasi, semakin
besar kebutuhan untuk struktur yang lebih, lebih spesialisasi tugas, dan aturan
lebih. Akibatnya, organisasi yang lebih tua dan lebih besar menjadi, semakin
besar kemungkinan bahwa itu akan bergerak dari struktur organik ke struktur
mekanistik.
3. Strategi
Bagaimana organisasi akan
memposisikan diri di pasar dalam hal produk dianggap strateginya. Sebuah organisasi
mungkin memutuskan untuk menjadi selalu yang pertama di pasar dengan produk
terbaru dan terbaik (strategi diferensiasi), atau mungkin memutuskan bahwa itu
akan menghasilkan produk yang sudah di pasar lebih efisien dan lebih efektif
biaya (cost-leadership strategy). Masing-masing strategi memerlukan struktur
yang membantu organisasi mencapai tujuannya. Dengan kata lain, struktur harus
sesuai strategi.
Organisasi yang ingin menjadi yang
pertama di pasar dengan produk terbaru dan terbaik mungkin adalah organik,
karena struktur organik memungkinkan organisasi untuk merespon dengan cepat
perubahan. Organisasi yang memilih untuk memproduksi produk yang sama lebih
efisien dan efektif mungkin akan mekanistik.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dunia di mana
organisasi beroperasi, dan termasuk kondisi yang mempengaruhi organisasi
seperti ekonomi, sosial budaya, kondisi lingkungan hukum-politik, teknologi, dan
alami. Lingkungan sering digambarkan sebagai stabil atau dinamis.
- Dalam lingkungan yang stabil, keinginan pelanggan dipahami dengan baik dan mungkin akan tetap konsisten untuk waktu yang relatif lama. Contoh organisasi yang menghadapi lingkungan yang relatif stabil meliputi produsen barang-barang pokok seperti deterjen, bahan pembersih, dan produk kertas.
- Dalam lingkungan yang dinamis, keinginan pelanggan yang terus berubah-kebalikan dari lingkungan yang stabil. Kondisi ini sering dianggap sebagai bergolak. Selain itu, teknologi yang organisasi menggunakan sementara di lingkungan ini mungkin perlu terus ditingkatkan dan diperbarui. Contoh dari fungsi industri dalam lingkungan yang dinamis adalah elektronik. Perubahan teknologi menciptakan tekanan kompetitif untuk semua industri elektronik, karena seperti perubahan teknologi, begitu juga keinginan konsumen.
Secara umum, organisasi yang
beroperasi di lingkungan eksternal stabil menemukan struktur mekanistik menjadi
menguntungkan. Sistem ini memberikan tingkat efisiensi yang meningkatkan jangka
panjang kinerja organisasi yang menikmati lingkungan operasi relatif stabil.
Sebaliknya, organisasi yang beroperasi di lingkungan yang stabil dan sering
berubah lebih mungkin untuk menemukan bahwa struktur organik memberikan manfaat
terbesar. Struktur ini memungkinkan organisasi untuk merespon lingkungan
berubah lebih proaktif.
5. Teknologi
Kemajuan teknologi adalah penyebab
paling sering perubahan dalam organisasi karena mereka umumnya menghasilkan
efisiensi yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah bagi organisasi.
Teknologi adalah cara tugas tersebut dicapai dengan menggunakan peralatan,
perlengkapan, teknik, dan pengetahuan manusia.
Pada awal 1960-an, Joan Woodward
menemukan C.
Dia melakukan studi teknologi dan struktur di lebih dari 100 organisasi
manufaktur Inggris, yang ia diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
inti-manufaktur teknologi:
- *Kecil-batch produksi digunakan untuk memproduksi berbagai adat, dibuat-to-order barang. Setiap item dibuat agak berbeda untuk memenuhi spesifikasi pelanggan. Sebuah toko cetak adalah contoh dari sebuah bisnis yang menggunakan kecil batch produksi.
- *Produksi massal digunakan untuk membuat sejumlah besar barang yang seragam dalam sistem perakitan. Pekerja sangat tergantung pada satu sama lain, sebagai produk berpindah dari panggung ke panggung sampai selesai. Peralatan mungkin canggih, dan pekerja sering mengikuti petunjuk rinci ketika melakukan pekerjaan yang disederhanakan. Sebuah organisasi yang botol soda pop adalah contoh dari sebuah organisasi yang memanfaatkan produksi massal.
G.
Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Struktur Dan Desain
Organisasi Modern di Perguruan Tinggi (Studi Kasus di UNS)
1. Sekilas tentang UNS
Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang
awalnya merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta.
Penggabungan beberapa perguruan tinggi tersebut, mempunyai satu tujuan yang
besar, yakni meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Surakarta. Setelah 5 tahun
melakukan konsolidasi, UNS mempersiapkan diri untuk memulai proses
perkembangannya. Pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 1980. Di bawah
kepemimpinan dr. Prakosa, kampus yang semula terletak di beberapa tempat
disatukan dalam suatu kawasan. Lokasi tersebut adalah di daerah Kentingan, di
tepi Sungai Bengawan Solo, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. Di daerah
Kentingan inilah, pembangunan kampus tahap pertama berakhir pada tahun 1985.
Langkah percepatan
UNS dimulai untuk melangkah ke arah yang lebih baik. Semangat dan komitmen yang
tinggi untuk melakukan perubahan sangatlah dibutuhkan untuk membuat kemajuan di
setiap sisi kehidupan UNS. Efek dari perubahan tersebut sangatlah mengesankan. Sekarang ini, UNS
Solo merupakan universitas muda dengan pertumbuhan yang luar biasa. Dengan
berbagai potensi yang ada, misal seperti dokter bedah kulit dengan reputasi
nasional (Fakultas Kedokteran), penemuan starbio dan padi tahan garam (Fakultas
Pertanian), dan beberapa kemajuan yang terjadi di setiap fakultas dan unit-unit
kerja lainnya. UNS juga melakukan langkah maju dalam perkembangan teknologi
informasi. Dengan ekspansi jaringan teknologi informasi yang lebih besar lagi,
Pusat Komputer UNS Solo membuat torehan sejarah UNS dalam buku kemajuan dan
perkembangan UNS. Torehan-torehan sejarah yang lebih mengesankan lainnya akan
terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan universitas ini.
Hingga usianya yang lebih dari tiga dasa warsa, UNS terus berjuang
mengemban amanah yang cukup berat, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berbagai kegiatan telah dilakukan, telah banyak pula prestasi yang diraih. Saat
ini UNS telah tumbuh dan berkembang
menjadi salah satu
universitas terpandang di Indonesia.
Di masa mendatang, UNS diharapkan mampu berkembang sebagai perguruan
tinggi yang unggul dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, baik di tingkat nasional sejajar dengan perguruan tinggi yang terlebih dahulu
berkembang, maupun di tingkat internasional yang mampu berkiprah sebagai
perguruan tinggi otonom dan berkelas dunia (world
class university). Pada saat ini UNS secara terus menerus berbenah diri
berpacu melaksanakan program percepatan pengembangan di bidang: a). pemerataan
dan perluasan akses; b). peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan c).
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.
Upaya untuk mengembangkan UNS menjadi universitas unggul di
tingkat internasional dan maju di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
seperti yang diamanatkan dalam Visi dan Misi Universitas Sebelas Maret (UNS),
mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar, terutama dalam membangun
komitmen bersama yakni mengedepankan kualitas, profesional, efektif dan
efisien. Adapun visi, misi, tujuan dan lembaga/unit di bawah naungan UNS
diantaranya:
a. Visi
Universitas Sebelas Maret menjadi
Pusat Pengembangan Ilmu, Teknologi, dan Seni yang Unggul di Tingkat
Internasional dengan Berlandaskan pada Nilai-Nilai Luhur Budaya Nasional
b. Misi
1)
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang
menuntut pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian mahasiswa dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2)
Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada
penemuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni.
3)
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat
yang berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.
c. Tujuan
1)
Menciptakan lingkungan yang mendorong setiap warga
kampus mau belajar guna mengembangkan kemampuan diri secara optimal;
2)
Menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan berbudi luhur; cerdas, terampil, dan mandiri; serta sehat
jasmani, rohani, dan sosial;
3)
Melahirkan temuan-temuan baru di bidang ilmu,
teknologi, dan seni yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam
masyarakat dan untuk membangun kehidupan yang lebih baik;
4)
Mendiseminasikan hasil pendidikan dan pengajaran serta
penelitian kepada masyarakat sehingga terjadi tranformasi secara terus menerus
menuju kehidupan yang lebih modern;
5)
Menggali dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya
nasional sebagai salah satu landasan berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam
kehidupan, baik di dalam maupun di luar kampus;
6)
Mengembangkan pranata kehidupan yang lebih beradab
menuju terciptanya masyarakat yang makin cerdas, terampil, mandiri, demokratis,
damai, dan religius;
7)
Mendukung terciptanya kehidupan berbangsa dan
bernegara yang berdaulat, bersatu, adil, dan makmur;
8)
Menjadikan Universitas Sebelas Maret perguruan tinggi
yang unggul di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015.
d. Lembaga/unit dibawah UNS
1) Fakultas
terdiri dari 8 yaitu: fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas
Hukum, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA dan Fisipol.
2) Unit-unit di
UNS: UPT Pusat Komputer (Puskom), UPT Perpustakaan (Perpus), UPT Pelayanan dan
Pengembangan Bahasa (P2B), UPT Laboratorium Pusat MIPA (Lab Pusat), UPT
Penerbitan dan Percetakan (UNS Press), dan UPT Mata Kuliah Umum (MKU).
3) Biro
administrasi: akademik, umum dan keuangan, kemahasiswaan, perencanaan dan
sistem informasi.
4) Lembaga:
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat.
2.
Analisis SWOT
UNS
a. Organisasi ukuran
Universitas
Sebelas Maret Surakarta termasuk universitas nasional di Indonesia. Hal itu
dibuktikan dari besarnya jumlah mahasiswa dan asal mahasiswa dari berbagai
provinsi di Indonesia. Oleh
karena itu, UNS termasuk organisasi dengan skala besar karena membawahi berbagai
lembaga yang jumlahnya besar dan beberapa letaknya juga terpisah jarak/tempat.
b. Siklus Hidup
Berdasarkan
teori yang sudah dijelaskan di atas, UNS termasuk dalam kategori pemuda dalam
siklus hidup organisasi. Hal ini dijelaskan dalam sekilas profil tentang UNS,
bahwa UNS termasuk universitas muda yang baru tumbuh tiga dasawarsa. Pada tahap ini, organisasi ini/UNS berusaha untuk tumbuh. Penekanan
dalam tahap ini adalah untuk menjadi lebih besar. Organisasi ini menggeser
perhatian dari keinginan pendiri dengan keinginan pelanggan. Organisasi ini
menjadi lebih organik dalam struktur selama fase ini. Selama fase ini bahwa struktur formal
dirancang, dan beberapa pendelegasian wewenang terjadi.
c. Strategi
Saat ini UNS berusaha menerapakan strategi produk jasa terbaru dan terbaik (strategi
diferensiasi), dengan lebih efisien dan lebih efektif biaya (cost-leadership
strategy). Hal ini sudah dilakukan di beberapa fakultas yang terbukti unggulan di
tingkat nasional. Selain itu, biaya yang lebih efisien juga sudah diupayakan
UNS sejak dahulu dibandingkan PTN lain. Hanya saja, saat ini beredar kabar UNS
semakin tinggi cost pendidikan yg
dibebankan masyarakat, sejak diterapkan BLU.
d. Lingkungan
Indonesia
saat ini berada menuju pasar bebas dunia, termasuk dunia pendidikan. Hal ini
terbukti dari semakin bertambahnya universitas asing yang berdiri di Indonesia.
Langkah yang dipilih Indonesia merupakan respon dari lingkungan yang dinamis, keinginan pelanggan yang terus berubah-kebalikan
dari lingkungan yang stabil. Selain itu, perubahan zaman dengan tuntutan dan
ancaman-ancamannya juga terus bergulir. Kondisi ini sering dianggap sebagai kondisi bergolak. Hal ini
juga dihadapi UNS sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.
Perubahan zaman dan lingkungan yang dinamis, menuntut UNS untuk lebih proaktif
dan inovatif.
e. Teknologi
Saat ini UNS telah berusaha mengoptimalkan penggunaan teknologi di berbagai
ranah. Hal itu terlihat dari penggunaan aplikasi pelayanan dan informasi
berbasis website di hampir seluruh fakultas. Selain itu, agar pemanfaatan
teknologi semakin optimal kini juga diberdayakan unit khusus yang mengurus IT
yaitu Unit Pusat Komputer (PUSKOM)
f.
Model Struktur dan desain Organisasi UNS saat ini
UNS
tergolong organisasi
besar yang mengembangkan struktur formal. Tugas
yang sangat khusus, dan aturan rinci dan mendikte pedoman prosedur kerja.
Komunikasi interorganisasional mengalir terutama dari atasan kepada bawahan,
dan hubungan hirarkis menjadi dasar untuk kewenangan, tanggung jawab, dan
pengendalian. Jenis struktur yang tinggi atau dimensi vertikal dipilih UNS saat ini,
karena mempertimbangkan aturan dari pemerintah dan dirasa mampu untuk beroperasi secara efektif. Itulah salah satu
alasan organisasi yang berukuran besar sering mekanistik-mekanistik sistem biasanya
dirancang untuk memaksimalkan spesialisasi dan meningkatkan efisiensi (desain
organisasi mekanistik) termasuk UNS.
Tabel 2. Analisis
SWOT UNS
S
|
W
|
O
|
T
|
|
Ukuran
Organisai
|
√
|
|||
Siklus
Hidup
|
√
|
|||
Lingkungan
|
√
|
|||
Strategi
|
√
|
|||
Teknologi
|
√
|
|||
Struktur
dan Desain Organisasi
|
√
|
3.
Struktur dan
Desain Organisasi Modern yang Tepat Bagi UNS
Berbagai
program, kebijakan dan kegiatan telah dilakukan UNS secara berkesinambungan
untuk menghadapi tantangan perubahan global yang terus melaju cepat, dinamis,
interdependen dan kompleks. Harus kita akui bahwa tantangan di masa mendatang
jauh lebih berat, karena pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya, dan ekonomi dunia yang semakin pesat.
Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menuntut agar lulusan perguruan
tinggi memiliki kompetensi yang handal dan berdaya saing.
Apabila kita
telaah lebih dalam, saat ini sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia
termasuk UNS, masih mengalami berbagai permasalahan internal seperti banyaknya
regulasi yang belum sepenuhnya mengakomodasi efektivitas pelayanan, atau
permasalahan eksternal seperti kualitas dan relevansi lulusannya yang belum
sepadan dengan kebutuhan pasar kerja/dunia industri, sehingga keseluruhan
harapan masyarakat tersebut belum sepenuhnya secara maksimal dapat diwujudkan.
Berdasarkan
analisis SWOT yang sudah dilakukan, UNS memiliki dua kekuatan yaitu teknologi,
strategi dan jaringan organisasi yang besar. Selain itu, UNS juga memiliki
peluang yaitu peluang umur organisasi yang masih muda, dan lingkungan dinamis.
Melihat kekuatan dan peluang yang ada merupakan hal yang positif yang harus
diimbangi oleh struktur dan desain organisasi yang baik agar menjadi kekuatan
mencapai visi UNS. Namun berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, struktur dan
desain organisasi UNS masih menjadi kelemahan karena terlalu kaku, terkotak-kotak,
pengambilan keputusan yang lambat, tidak ada knowledge sharing dan cost
yang tinggi sehingga tidak efisien. Oleh
karena itu agar kekuatan dan peluang itu maksimal perlu ada perubahan, dan
pengembangan sturktur dan desain organisasi yang modern, yang lebih fleksibel
dan efektif efisien. Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya, menurut
penulis UNS lebih tepat memilih struktur
dan desain organisasi bentuk bebas atau dikenal dengan jaringan antar
organisasi.
Struktur dan desain organisasi
bentuk bebas/jaringan antar organisasi memiliki dua karakteristik yaitu Pertama, organisasi bentuk bebas mengggunakan secara ekstensif sistem
informasi yang dikomputerisasikan, terutama untuk mengevaluasi satuan-satuan
kerja organsasional. Kedua, organisasi bentuk bebas biasanya beranggotakan dan
dikelola oleh para manajer muda dan dinamis yang berani mengambil resiko yang
telah diperhitungkan. Pemilihan struktur dan desain organisasi ini sebagai
bentuk respon tuntuan zaman yang semakin berat, tantangan perubahan global yang
terus melaju cepat, dinamis, interdependen dan kompleks. Harus kita akui bahwa
tantangan di masa mendatang jauh lebih berat, termasuk di perguruan tinggi.
4. Kelebihan dan Kekurangan Struktur dan Desain
Organisasi bentuk bebas atau jaringan antar organisasi di UNS.
a. Kelebihan Struktur dan Desain Organisasi bentuk bebas
atau jaringan antar organisasi di UNS
1)
Struktur
organisasi semakin datar dan tersebar.
Bentuk
organisasi yang datar membuat rentang kendali semakin mudah dan tidak terlalu
luas, sehingga organisasi menjadi mudah dikontrol. Selain itu, organisasi juga
dapat tersebar ke beberapa wilayah, termasuk sebuah kekuatan bila UNS ingin
mengembangkan organisasi diluar JATENG.
2)
Memungkinkan
organisasi memiliki wilayah yang semakin besar.
Bentuk desain
organisasi modern ini membantu UNS menjadi salah satu univeristas unggulan di
Asia Pasifik. Tujuan ini bisa dicapai bila UNS memperluas cakupan dan
pengaruhnya ke beberapa wilayah di Indonesia bahkan Asia. Adapun sistem kerja
dan kontrolnya dibantu dengan teknologi secara virtual.
3)
Memberikan
dampak efisiensi efektif bagi UNS
Dengan
bentuk organisasi yang datar, tentu mengurangi karyawan yang pada akhirnya
mengurangi beban UNS. Kerja menjadi esfisien dan efektif. Selain itu adanya
bantuan IT berbasis virtual memudahkan kerja karyawan yang menjadi lebih cepat
dan tepat.
4) Memudahkan komunikasi lintas tempat dan lintas lembaga
Adanya
bantuan IT berbasis virtual memudahkan komunikasi antar karyawan yang berbeda
tempat, berbeda fungsi, sehingga koordinasi menjadi lebih cepat dan efektif.
5) Mempermudah pengambilan keputusan
Struktur
organisasi bentuk modern ini merupakan pengembangan dari struktur
desentralisasi. Bentuk modern ini membuat pengambilan keputusan menjadi lebih
cepat karena penentuan keputusan kini sudah tidak bergantung pada rektor atau
dekan lagi, tetapi kepada setiap individu. Namun pengambilan keputusan tetap
mengacu pada peraturan rektor dan diawasi rektor.
6) Mengembangkan Knowledge
Sharing
Struktur
dan desain modern ini memungkinkan penyelesain suatu tugas dari beberapa
karyawan dari lintas unit maupun lintas ilmu. Perbedaan pengetahuan dapat
menjadi khasanah baru bagi setiap karyawan, dan menajdi sebuah media
mengembangkan ilmu/teori dari praktek sharing ilmu secara nyata. Hal ini dapat memicu profesionalisme atau
keahlian yang lebih.
7) Struktur organisasi menjadi lebih fleksibel
Bentuk modern
ini memungkinkan pergantian karyawan dengan mudah dan cepat sesuai dengan
tuntutan tugas kerja. Selain itu kerja juga lebih bebas/fleksibel karena aturan
kerja yang tidak terbelit-belit/kaku, karena tidak harus seperti SOP kerja.
8)
UNS lebih produktif dan inovatif
Dengan struktur kerja
yang baik menyebabkan para pekerja bekerja dengan giat guna mencapai hasil yang
baik. Bagitu
banyak orang-orang yang kompeten dibidang masing-masing, menimbulkan
kreativitas, ide-ide serta inovasi,
sehingga perusahan tidak berjalan ditempat dan varietas kerja pun makin
beragam.
9)
UNS lebih berkembang dan maju Dengan
banyaknya inovasi yang muncul maka organisasi pun akan cepat berkembang dengan
mengatur setiap tujuan-tujuan yang diharapkan dapat memajukan organisasi.
b. Kekurangan Struktur dan Desain Organisasi bentuk bebas
atau jaringan antar organisasi di UNS
1) Awal perubahan membutuhkan biaya yang besar
Struktur
dan desain organisasi modern ini merupakan suatu bentuk revolusi dari struktur
organisasi mekanistik tradisional. Desain modern ini dapat tercapai bila
didukung dengan biaya yang memadai. Biaya besar dikeluarkan untuk berbagai
peralatan IT, training karyawan dan penyesuaian fasilitas yang ada.
2) Mendapat pertentangan dari karyawan senior yang
berpikir stagnan
Struktur
dan desain modern ini dimungkinkan mengancam karyawan senior yang berpikir
stagnan. Karyawan tersebut merasa hal itu mengancam karier dan kekuasannya, karena
mereka tidak bisa mengikuti perubahan tuntutan prosedur baru. Hal ini yang akan
menjadi penghalang terbesar keberjalanan struktur dan desain modern.
3)
Regulasi
pemerintah yang belum mendukung
Struktur
dan desain modern organisasi dapat terwujud bila disetuji pemerintah, karena
UNS merupakan PT negeri di bawah DIKTI. Regulasi yang dituntut pemerintah yang
ada saat ini masih berbentuk mekanistik formal yang berjenjang tinggi. Bila
pemerintah tidak mengizinkan perubahan bentuk struktur dan desain modern, maka
hal itu hanya akan menjadi mimpi.
4)
Muncul
konflik vertikal dan horizontal
Banyak variasi orang yang ahli
dan kompeten dibidangnya dalam
suatu tugas, dapat memunculkan konflik-konflik baik
secara vertikal maupun horizontal. Tidak jarang terjadi gesekan-gesekan opini dan ide
dimasing-masing bidang yang dapat menganggu stabilitas organisasi.
5)
Kontrol
yang semakin berat
Sulit
mengontrol organisasi karena banyaknya bidang, divisi, serta ilmuwan-ilmuwan di
masing-masing bidang. sehingga harus merekrut dewan pengawas ditiap
bidang.
6)
Pelacakan
penyimpangan semakin sulit
Penympangan-penympangan
menjadi sulit terlacak dan lebih sering terjadi yang dapat merugikan organisasi.
banyaknya bidang yang harus dikontrol menyebabkan lemahnya pengawasan.
7) Timbul persaingan tidak sehat
Muncul persaingan yang
tidak sehat karena masing-masing individu merasa ahli dan berperan dalam organisasi. Sehingga terkadang timbul rasa ingin lebih
hebat dari yang lain dalam menyelesaikan tugas di depan umum, dengan
menghalalkan segala cara. Hal ini berdampak pada iklim kerja yang tidak sehat.
DAFTAR
REFERENSI
Robbins, Stephen
P.; Judge, Timothy A., (2008),
Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
Universitas Sebelas Mret Surakarta, (2013), diakses di
http://www.uns.ac.id/perm_lembaga.html,
tanggal 10 Januari 2013.
Penulis: umahatgurusejati@gamail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar