MENGENAL LEBIH DEKAT UNIVERISTAS GADJAH MADA
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting untuk
setiap orang karena pendidikan itu sendiri menyangkut masa depan, serta
merupakan upaya untuk mencerdaskan anak bangsa. Semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin bertambah wawasan dan pengetahuan. Menuju Indonesia Emas tahu
2020, generasi Indonesia haruslah minimal mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini
melihat persaingan bebas tanpa batas sedunia.. Menghadapi persaingan global
tanpa batas, Indonesia harus menyiapkan generasi yang berkualitas dan siap
bersaing.
Salah
satu aspek penting pendidikan yaitu pendidikan tinggi, yang menghasilkan
lulusan kompeten dengan ilmu dan professional keahlian. Pemerintah dan
masyarakat harus lebih mengenal dan memperhatikan pendidikan tinggi. Salah satu
upaya penulis mencapai tujuan itu yaitu menulis tentang UGM. Hal ini bertujuan
agar siswa lulusan SMA lebih mengenal dan mengetahui UGM. Diharapkan siswa SMA
nantinya tidak salah memilih jurusan bahkan universitas di Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah karya tulis ini yaitu:
1.
Bagaimana sejarah UGM?
2.
Apa visi, misi, dan tujuan UGM?
3.
Apa cita-cita UGM?
4.
Apa saja fasilitas UGM?
5.
Apa keunggulan UGM?
6.
Apa kelemahan UGM?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan karya tulis ini yaitu:
1.
Menjelaskan sejarah UGM
2.
Menjelaskan visi, misi, dan tujuan UGM
3.
Menjelaskan cita-cita UGM
4.
Mengetahui fasilitas UGM
5.
Mengetahui keunggulan UGM
6.
Mengetahui kelemahan UGM
D.
Manfaat
Penulisan
Dalam pelaksanaan karya
wisata pastilah mempunyai manfaat yng sangat penting, diantaranya agar siswa
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang
telah di dapat selama ini, dan dengan diadakannya karya wisata dapat pula
menambah pengalaman bagi siswa. Siswa SMA dapat lebih mengetahui dan mengenal
Univeritas Gadjah Mada, universitas terbesar di Indonesia.
E. Metode Penulisan
Di dalam pembuatan karya tulis ini perlu
adanya metode. Adapun metode pengumpulan data:
1. Informatikan
Secara tidak lansung, mendengakan penjelasan yang di berikan petugas, bertanya
pada mahasiswa UGM.
2. Obsevasi
Mengamati objek secara lansung dengan indera
tubuh. Penulis langsung dating ke jogja untuk mengetahui tentang UGM.
3. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data secara langsung
dari buku-buku tentang UGM dan dari website UGM.
F. Sistematika Penulisan
Agar
memperoleh hasil yang rapi dan baik
dalam membuat dan menyusun karya tulis, maka perlu di buat sistematika. Adapun
sistematika dalam laporan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
D. Manfaat
Penulisan
E. Metode
Pengumpulan Data
F. Sistematika
Penulisan
BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT UNIVERSITAS
GADJAH MADA (UGM)
A. Sejarah
UGM
B. Visi,
Misi, dan Tujuan UGM
C. Cita-Cita
UGM
D. Struktur
UGM
E. Fasilitas
UGM
F. Keunggulan
UGM
G. Kelemahan
UGM
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
MENGENAL LEBIH DEKAT UNIVERSITAS
GADJAH MADA (UGM)
A. Sejarah UGM
Gedung SMT
Kotabaru, 24 Januari 1946, kelihatan dipenuhi pengunjung. Mereka adalah
orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan martabat
manusia Indonesia. Di antara mereka teriihat Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof.
Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, Dr. Soeharto. Mereka
bermaksud mendirikan Balai Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.
Dalam
pertemuan itu, Mr. Soenarjo, menegaskan bahwa di Jakarta, NICA sudah mendirikan
Universitas. Bangsa Indonesia tidak boleh gagal mendirikan universitas.
"Lebih- lebih sekarang, pada waktu pembangunan, waktu kita butuhkan
bermacam-macam ilmu pengetahuan", tambah Mr. Soenarjo. Pertemuan di atas diikuti oleh beberapa
pertemuan berikutnya, salah satunya adalah pertemuan di Gedung KNI Malioboro,
tanggal 3 Maret 1946. Dalam pertemuan ini, diumumkan berdirinya Balai Perguruan
Tinggi Gadjah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas
Kesusasteraan. Pertemuan ini, diumumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi
Gadjah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan
Berdirinya
Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, maka pada tahun 1 946 terdapat dua
perguruan tinggi di Yogyakarta. Yang satu lagi adalah Sekolah Tinggi Teknik,
yang berdiri tanggal 17 Februari 1946. Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan
usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup
karena suasana perang antara Indonesia dan tentara sekutu di antara
pemimpinnya, tersebutlah nama Prof. Jr. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.itulah
sebabnya mahasiswa Fakultas Teknik Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan
menempuh ujian insinyur di Sekolah Tinggi Teknik Yogyakarta.
Setelah
penyerbuan Belanda ke Yogyakarta, 19 Desember 1948, kedua perguruan tinggi di
atas terpaksa ditutup. Para dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang
Belanda ketimbang melanjutkan proses belajar-mengajar. Tetapi. peralatan kuliah
tetap dipelihara dengan baik oleh para mahasiswa. Klaten sekarang tentu saja
berbeda dengan Klaten di tahun 1946. Perbedaan yang menyolok adalah soal
pendidikan tinggi. Kini Klaten tidak memiliki perguruan tinggi. Tetapi, Klaten
tahun 1946 adalah kota pendidikan. disini berdiri, antara lain Perguruan Tinggi
Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20
September 1 946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan
Pergurutan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946).
Mengapa
Klaten dipilih sebagai tempat pendirian beberapa perguruan tinggi? Jawabnya.
karena Klaten terletak di pedalaman. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung
dan Surabaya tidak mungkin lagi menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sebab,
ketiga kota tersebut sering kali dibom oleh tentara sekutu. Para pejuang
Indonesia di ketiga kota tersebut tidak tinggal diam. Mereka juga balas
menyerang sekutu. Akibatnya, ketiga kota ini menjadi ajang pertempuran.
Alasan lain
adalah, adanya laboratorium pendukung dan lnstitut Pasteur. Laboratorium
disediakan oleh Rumah Sakit Tegalyoso. Sedangkan Institut Pasteur di Bandung,
setelah diambil alih oleh bangsa Indonesia dari tangan Jepang, 1 September
1945, dipindahkan ke Klaten (Salah seorang yang ikut memindahkan institut ini
adalah Prof. Dr. M, Sardjito). Kehidupan perguruan tinggi di Klaten makin marak
dengan berdirinya Fak. Kedokteran Gigi awal tahun 1948. Hal ini berlangsung
sampai 19 Desember 1948, saat Belanda menyerbu ke dalam daerah Republik
Indonesia.
Tujuh bulan
sebelum penyerbuan Belanda ke dalam Republik Indonesia, tepatnya awal Mei 1948,
Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sesungguhnya sudah mendirikan
Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta. Akademi ini berdiri atas usul Kementerian
Dalam Negeri, yaitu untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri,
Departemen Luar Negeri dan Dep. Penerangan.
Pada saat
berdiri, Akademi Ilmu Politik ini dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H.
Beberapa pegawai Dep. Dalam Negeri yang belajar di sini, antara lain: Djumadi
lsworo, Soempono Djojowadono, Irnan Soetikno, Bambang Soegeng Wardi dan
Dradjat. Sayang, umur akademi ini tidak lama. Setelah pemberontakan PKI Madiun
meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya. Mereka
ikut menumpas pemberontakan dan membangun kembali kerusakan-kerusakan yang
terjadi. Maka akademi ini pun terpaksa ditutup.
Kalau di atas
di ceritakan bahwa perguruan-perguruan tinggi yang terpaksa ditutup di Klaten
dan Yogyakarta adalah perguruan tinggi yang sudah beroperasi, di Solo ada
perguruan tinggi yang sudah dibuka terpaksa batal diresmikan. Yakni: Balai
Pendidikan Ahli Hukum. Perguruan tinggi ini berdiri 1 November 1948, sebagai
hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan
Kementerian Kehakiman.
Bersamaan
dengan itu, Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Solo, yang dipimpin
oleh Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H., juga
merencanakan pendirian Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Bersamaan dengan itu,
Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Solo, yang dipimpin oleh Drs.
Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H., juga merencanakan
pendirian Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Panitia ini menyarankan agar Balai
Pendidikan Ahli Hukum digabungkan saja dengan Sekolah Tinggi Hukum Negeri.
Paling tidak untuk melakukan efisiensi. Usul ini, rupanya, diterima pemerintah.
Buktinva, Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948 menyebutkan bahwa Balai
Pendidikan Ahli Hukum digabungkan ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri.
Menurut Prof.
Dr. M. Sardjito, Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo ini akan diresmikan tanggal
28 Desember 1948. Tetapi, sembilan hari sebelum peresmian, Belanda sudah
menyerbu ke wilayah Republik Indonesia. Apa boleh buat, perjuangan menentang
Belanda menjadi prioritas. Akibatnya, sekolah tinggi ini layu sebelum menguntum
dan terpaksa bubar sebelum diresmikan.
Tidak banyak
yang ingat kapan persisnya timbul ide untuk menggabungkan beberapa perguruan
tinggi perjuangan (Sebutan ini, diberikan oleh Prof. Ir. Herman Johannes)
tersebut di atas menjadi sebuah perguruan tinggi. Tetapi, menurut Prof. Dr. M.
Sardjito, tanggal 20 Mei 1949, ada rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo
Kepatihan Yogyakarta. Rapat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota
rapat antara lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof.
Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan
Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah: beberapa anggota rapat
menyanggupi pendirian perguruan kembali di wilayah republik, yaitu Yogyakarta.
Mereka yang bersedia adalah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono,
Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito.
Kesulitan
utama yang ditemui para Guru Besar tersest di atas dalam mendirikan kembali
perguruan tinggi di Yogya adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Untunglah
Sultan Hamengku Buwono IX bersedia meminjamkan kraton dan beberapa gedung di
sekitar kraton untuk ruangan kuliah. Masalah utama pun terpecahkan. Setelah itu
persiapan lain pun dimatangkan.
Usaha keras
para Guru Besar tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tanggal 1 November 1949, di
Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas
Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian., dan Fakultas Kedokteran.
Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Bung Karno. Pada pembukaan ini,
menurut Prof. Dr. M. Sardjito, diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan
mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr.
Abdulrachman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.
Keesokan
harinya, 2 November 1949, giliran FakultasTeknik, Akademi Ilmu Politik dan
beberapa fakultas yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi
Gadjah Mada yang diresmikan. Kota Yogyakarta pun kembali marak dengan
mahasiswa. Keesokan harinya, 2 November 1949, giliran FakultasTeknik, Akademi
Ilmu Politik dan beberapa fakultas yang berada di bawah naungan Yayasan Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang diresmikan.
Sebulan
kemudian, tepatnya 3 Desember 1949, dibuka pula Fakultas Hukum di Yogyakarta.
Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo. Orang yang
berjasa dalam pemindahan ini adalah Prof. Drs. Notonagoro, S.H. tidak mudah
mencari informasi mengapa pada tanggal 2 November 1949 tidak langsung didirikan
sebuah universitas yang bisa menaungi 3 fakultas yang berdiri pada saat itu. Di
samping orang-orang yang terlibat dengan pendiriannya sudah meninggal dunia,
dokumentasi yang dimiliki Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak pernah
menyinggung hal tersebut. Adalah wajar kalau kemudian perlu disarankan kepada
UGM untuk mencari alasan tersebut. Paling tidak untuk menyempurnakan riwayat
pendirian Universitas Gadjah Mada.
Tetapi,
beroperasinya kembali 8 fakultas tersebut di atas sejak 1 November 1949,
mendorong lahirnya UGM, 19 Desember 1949. Tanggal ini dipilih, seperti disebut
Bung Karno. adalah untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Bangsa
Indonesia sanggup bangkit, meskipun sudah diserang habis-habisan oleh Belanda,
19 Desember 1948, dengan kata lain tanggal 19 Desember 1949 dipilih untuk
menghilangkan noda 19 Desember 1948.
Pada saat
berdirinya, menurut Peraturan Pcmerintah No. 23 Tahun 1949, UGM memiliki enam
fakultas, yaitu: (1) Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur
dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti) ; (2) Fakultas
Kedokteran di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan
Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat; (3) Fakultas Pertanian di
dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan; (4) Fakultas Kedokteran Hewan; (5)
Fakultas Hukum di dalamnya ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan
Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara,
Ekonomi dan Sosiologi; dan (6) Fakultas Sastra dan Filsafat di dalamnya ada
Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Pada saat
peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi . ito ditetapkan sebagai Presiden
UGM. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM.
Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri dari ketua (Ketua
Kehormatan adalah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan Ketua adalah Sri Paku
Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM
lahir, ia memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan
martabat manusia Indonesia. Dari rentetan riwayat perjuangan mendirikan UGM di
atas, tidak berlebihan rasanya bila disimpulkan bahwa pendirian UGM adalah
usaha untuk meneruskan perjuangan. Ini perlu menjadi pegangan bagi seluruh
sivitas akademika UGM
B. Visi, Misi, dan Tujuan UGM
1. Visi
Perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang inovatif dan
unggul, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan, dijiwai nilai-nilai
budaya bangsa berdasarkan Pancasila.
2. Misi
a.
Mendidik
bangsa Indonesia menjadi manusia susila yang cakap dan memiliki integritas
berdasarkan Pancasila.
b.
Mengembangkan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan bagi kemandirian dan kesejahteraan bangsa
Indonesia.
3. Tujuan
Menjadikan Universitas Gadjah Mada
sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan reputasi internasional
melalui:
a. Pendidikan tinggi yang berkualitas
dalam rangka menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten.
b.
Penelitian
yang menjadi rujukan nasional yang berwawasan lingkungan, aplikatif, dan
responsif terhadap permasalahan masyarakat, bangsa, dan negara.
c.
Pengabdian
kepada masyarakat yang mampu mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan.
d.
Tatakelola
universitas yang berkeadilan, transparan, partisipatif, akuntabel dan
terintegrasi antar bidang guna menunjang efektivitas dan efisiensi pemanfaatan
sumber daya yang tangguh dan berdaya guna secara berkelanjutan.
e.
Kerjasama
yang strategis, sinergis, dan berkelanjutan dengan para mitra.
4. Sasaran
Untuk tujuan “Menjadi universitas
riset kelas dunia yang beridentitas kerakyatan dan berakar pada sosio-budaya
Indonesia” :
1.
Terwujudnya
pembelajaran berbasis riset
2.
Tercapainya
peningkatan reputasi dan akreditasi internasional di bidang Pendidikan, Riset
dan Pengabdian kepada Masyarakat
3.
Tercapainya
peningkatan jejaring kerjasama internasional
4.
Tercapainya
peran UGM yang selalu meningkat dalam penyelesaian masalah bangsa dengan
pendekatan kerakyatan dan sosio-budaya Indonesia mencakup advokasi keunggulan
lokal ke tingkat dunia
Untuk tujuan “Menjadi Universitas
yang mandiri dan bertata kelola baik (Good University Governance)” :
a. Tuntas status dan transfer aset
tetap
b. Tuntas penyiapan sistem manajemen
dan tahapan menuju pengelolaan SDM PT BHMN
c. Tersusunnya laporan keuangan sesuai
standar akuntansi yang berlaku bagi universitas yang mandiri
d. Tercapainya good governance dalam
sistem manajemen
b.
Tercapainya
peningkatan berkelanjutan kapasitas kerjasama dan pengembangan usaha
C. Cita-cita
Mengapa UGM mendapat julukan universitas ndeso, banyak sudah orang yang
tahu. Tetapi, apa cita-cita UGM, banyak orang yang belum kenal, termasuk
sebagian besar mahasiswa UGM. Tidak heran kalau beberapa dosen UGM berpendapat
bahwa cita-cita UGM perlu dipublikasikan secara luas.
Ada sumber yang sah dan pasti untuk melihat cita-cita UGM, yaitu Statuta
UGM. Statuta UGM ini diakui dan dihormati oleh pemerintah. Buktinya, ia
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1950. Salah satu pasalnya,
yaitu Pasal 3 menyebutkan, cita-cita UGM adalah untuk: (1) Membentuk manusia
susila yang cakap dan mempunjai keinsjafan bertanggungjawab tentang
kesejahteraan masjarakat Indonesia khususnja dan dunia umumnya untuk berdiri
pribadi dalam mengusahakan ilmu pengetahuan dan memangku djabatan Negeri atau
pekerdjaan masyarakat yang membutuhkan didikan dan pengajaran berilmu
pengetahuan; (2) Mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan; dan (3)
menjelenggarakan usaha membangun, memelihara dan mengembangkan hidup karena
kemasyarakatan dan kebudayaan.
Selain cita-cita khusus untuk mahasiswa, Senat UGM juga merumuskan
cita-cita untuk Rektor,UGM, para dosen dan asisten dosen UGM, para mahasiswa
UGM serta para alumni UGM. Cita-cita tersebut adalah:
- setia kepada kemanusiaan,
- setia kepada kenyataan,
- setia kepada ilmu pengetahuan,
- setia kepada bangsa dan masyarakat, dan
- setia kepada Negara Republik Indonesia
D. Fasilitas UGM
Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM UGM)
adalah suatu lembaga yang terbentuk dari penggabungan antara Lembaga Penelitian
UGM dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UGM.
2. PPTIK
UGM
Perkembangan
teknologi komputer dan komunikasi mendorong Pusat Komputer menjadi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang menyelenggarakan tugas sebagai Pusat Pelayanan
Teknologi Informasi UGM, sehingga pada 19 Juni 2004 UPT Komputer berubah
menjadi Unit Penunjang Universitas (UPU) dengan nama Pusat Pelayanan
Teknologi Informasi dan Komunikasi UGM (PPTIK UGM) yang merupakan
lembaga pelayanan yang berfokus dalam penyediakan fasilitas dan layanan
dibidang teknologi informasi dan komunikasi bagi mahasiswa, dosen, karyawan dan
seluruh unit kerja dilingkungan UGM.
6. KP4
Kebun
Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian/Agricuitural Training,
Research, and Develop ment Station (KP4-ATRD) Universitas Gadjah Mada,
didirikan sejak tahun 1975 dengan banruan The Rockefeller Foundation. Sesuai
dengan SK Mendikbud No. 0132/0/93 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas
Gadjah Mada. KP4 memiliki status sebagai Sub Unit Sarana Penunjang Penelitian
yang secara operasional bertanggung jawab kepada Rektor up. Pembantu Rektor I,
sedangkan pembinaan personalnya di bawah Lembaga Penelirian Universitas Gadjah
Mada.
7. Bengkel
UGM
9. Gama
Press
10. GAMA-Net
11. Perpustakaan
12. Fakultas
di UGM
1.
Biologi
3. Farmasi
4.
Filsafat
5.
Geografi
6.
Hukum
7.
Ilmu
Budaya
8.
Isipol
9.
Kedokteran
11.
Kedokteran
Gigi
12.
Kedokteran
Hewan
13.
Kehutanan
14.
MIPA
15.
Pertanian
16.
Peternakan
17.
Psikologi
18.
Teknik
20.
Sekolah
Vokasi
E. Keunggulan UGM
a.
Input
mahasiswa adalah terbaik di Indonesia
Dirunut dari awal, input mahasiswa UGM merupakan pelajar-pelajar
terbaik di negeri ini. Semua berkumpul di Universitas ini untuk: berkompetisi,
berorganisasi, berkreasi, dan mencari kesenangan. Jadi lengkap sekali hal-hal
yang bisa dilakukan di Universitas ini. Semua diakomodir, baik oleh pihak
Kampus, ataupun dari mahasiswa UGM yang cerdas, kreatif, dan selalu beraksi.
Jadi bukan saatnya berpikir masuk UGM hanya untuk kuliah dan kuliah.
b.
Fasilitas
di UGM adalah terbaik.
Salah satu
keunggulan UGM adalah fasilitasnya yang terbaik. Banyak fasilitas perkuliahan
di Universitas ini yang menjadi satu-satunya di Indonesia. Dengan kampus
terpadu yang tertata apik, megah, terawat, lengkap dan ramah lingkungan membuat
mahasiswa selalu nyaman berada di dalam Universitas ini. Mungkin kampus terpadu
seperti ini belum bisa anda rasakan di Universitas terkemuka lain.
c.
UGM
univeritas kerakyatan yang murah
Saat ini
adalah panas-panasnya isu pendidikan gratis-murah. Jangan berpikiran sempit,
karena UGM adalah Universitas rakyat. Masuk UGM dengan uang Rp 0,- bukanlah hal
sulit.
d.
UGM
terdiri dari mahaiswa seIndonesia yang beranekaragam.
Sesuai
dengan namanya, Universitas, UGM kaya dengan ilmu pengetahuan dan
mahasiswa-mahasiswa yang beragam. Tidak seperti sebuah institut dan sejenisnya.
Dengan begitu sangatlah mudah untuk menjalin sebuah kerjasama formal-informal/kelompok-perseorangan
antar bidang kuliah yang amat beragam.
e.
Penjurusan
yang jelas sejak awal kuliah.
Satu sisi
yang membuat nyaman belajar di sini dibanding dengan sebuah institut lain,
adalah awal masuk kita langsung diarahkan untuk belajar di Jurusan yang kita
kehendaki. Kita tidak perlu menambah jerih payah selama satu tahun untuk
berjuang menentukan Jurusan kita belajar dengan resiko keinginan kita akan
suatu jurusan tidak tercapai jika kita tidak lolos dalam proses filtrasi.
f.
UGM
terletak di kota pelajar
Perkuliahan tidak pernah lepas dari faktor eksternal
lainnya, seperti tempat tinggal, pergaulan, dan sebagainya. Masalah seperti ini
tidak akan kita temukan jika kita berkuliah di UGM, karena Universitas ini
terletak di kota pelajar dan budaya, Yogyakarta. Dengan tingkat kebahagiaan
penduduk paling tinggi, dan biaya hidup paling rendah, kota ini sangat amat
nyaman dan pas untuk seorang mahasiswa yang sedang menempuh kuliah. Tidak
seperti kota besar lainnya yang berbiaya hidup tinggi, polusi tingkat tinggi,
kemacetan tak terelakkan, pergaulan yang ekstreme, dll. Ini akan sangat
mengganggu kondisi mental seorang mahasiswa.
F.
Kelemahan UGM
1. Cara
masuk menjadi mahasiswa UGM sangat kaku dan dipersulit.
Saat ini semakin
bertambah banyak atura saklek untuk masuk ke UGM. Mulai dari syarat TOEFEL,
TPA, dan syarat lain. Hal ini membuat mahasiswa
yang berasal dari tempat yang terpencil atau terbelakang sulit masuk
UGM.
2. Terlihat
tidak ada kesatuan visi antar fakultas.
Visi UGM yang utama
dipahami berbeda-beda oleh setiap fakultas. Hal ini membuat langkah setiap
fakultas berbeda-beda tidak sesuai visi UGM.
3. Menghilangnya
makna Kerakyatan di UGM
Semakin sedikitnya mahasiswa dari
luar jawa dan semakin kakunya syarat masuk ke UGM membuat UGM jauh dari slogan
UGM menjadi universitas kerakyatan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Mempelajari
data-data yang penulis peroleh dari peninjauan dan penelitian objek wisata,
serta buku-buku panduan yang ada. Penulis akan memberikan kesimpulan, UGM
adalah universitas kelas dunia yang terbesar di Indonesia. Fasilitas yang ada
di UGM, adalah fasilitas terbaik. Oleh karena itu output yang ada juga lulusan
terbaik.
B. SARAN
Berdasarkan data yang terkumpul penulis menyarankan UGM lebih
menyatukan visi UGM bagi setiap fakultas. Selain itu UGM perlu meinjau ulang
persyaratan masuk UGM menjadi lebih fleksibel, yang bertujuan untuk menuju UGM
sebagai Universitas Kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA
UGM, (2013), Universitas Gadjah Mada.
Diakses tanggal 19 Januari 2013 di www.ugm.ac.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar